Salam Sehat Sahabat PeTa
Tahukan anda pada tanaman padi dengan pertumbuhan yang tidak rata di bagian tengah merupakan gejala khas dari serangan OPT tikus. Hewan dengan nama latin Rattus argentiventer ini merusak dengan cara memotong batang padi dan meninggalkan bekas potongan di dekat tanaman yang terserang. Populasi tikus di hamparan sawah dapat merugikan petani dari persemaian, fase vegetatif hingga fase generatif yang dapat menyebabkan terjadinya gagal panen.
Pada hari Rabu (17 Juli 2024), Kelompok Tani Tani Sejahtera Desa Kuto Sari Kecamatan Belitang III Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan gerakan pengendalian (gerdal) tikus pada tanaman padi dengan umur 4-20 hst. Varietas yang ditanam adalah Inpari 32, Ciliwung dan Ciherang dengan luas hamparan 25 ha.
Gerakan pengendalian ini didampingi oleh Petugas PPEP POPT (Ira Indrayani, S.P)
Koordinator BPP (Ahmad Fathoni, S.P,) Serta PPL (Maningsi, S.PKP, Revati, S.P, Mericha, S.P, Atika Agustin, S.P, Anton Dwi Saputra, S.P, Didi Isnandariyadi, S.P, Didi Susanto, S.P, Jumanto, S.P, Tunjung Ramadhan, S.P, Agung Susanto, S.P, Ferdi Ferdi Febriono, S.P).
Bahan pengendalian yang digunakan adalah Rodentisida berbahan aktif Brodifakum 0,005%
dan pengemposan menggunakan belerang.
Rekomendasi :
- Lakukan evaluasi 3-5 hari setelah gerakan pengendalian.
- Pengendalian lanjutan menggunakan Bioyoso di sekitar lubang aktif tikus.
- Pengendalian secara terus-menerus pada hamparan yang luas.
- Pelestarian Tyto alba dengan pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha) dan pemasangan Tenggeran T di lahan persawahan.
- Monitoring intensif untuk memantau perkembangan OPT.
Demikian informasi hari ini untuk Sahabat PeTa, selalu jaga kesehatan dan terapkan budidaya tanaman sehat.
#POPTSumsel
#SahabatPeTa
#POPTKeren